“Anak sekarang susah diatur”
“Anak sekarang kalau diminta bantuan susah”
“Main hape terus”
….merupakan sedikit dari keluhan banyak orang tua di zaman sekarang. Hal tersebut bisa jadi merupakan efek jangka panjang dari pendidikan yang sangat mengedepankan nilai kognitif. Peserta didik sekolah di pagi sampai siang, lalu les di sore hingga malam hari. Secara kognitif, mereka bagus, namun secara karakter, bisa jadi, belum terbentuk dengan baik.
Lalu, Bagaimana Seharusnya?
Kami percaya bahwa pendidikan tingkat sekolah menengah atas (SMA) tidak hanya mengenai pelajaran umum, nilai kognitif, dan kesuksesan siswa untuk mendapatkan kursi di universitas terbaik. Lebih dari itu, pendidikan juga merupakan suatu sistem untuk membentuk karakter anak didik sesuai dengan kaidah agama dan bangsa Indonesia.
Tahun 2021 bisa menjadi salah satu tahun terpenting bagi kami
Memasuki tahun 2021, kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas karakter dari peserta didik, dengan menanamkan nilai nilai ibadah yang sifatnya ghairu mahdhah. Dengan begitu, sekolah akan ikut berperan dalam mewujudkan keutamaan adab dalam kehidupan sehari hari peserta didik sebagai seorang muslim.
Perbaikan karakter peserta didik menjadi penting karena dari karater yang baik, seorang peserta didik akan lebih mudah menemukan jalan kesuksesanya. Peserta didik dengan karakter yang baik akan paham bahwa, minimal, ada 3 aspek sosial yang perlu ia pahami :
- sikap terhadap orang tua,
- sikap terhadap guru, dan
- sikap terhadap diri sendiri.
Peningkatan kualitas karakter terhadap orang tua akan sangat berpengaruh terhadap jalan kesuksesan perserta didik. Contohnya, saat seorang peserta didik memahami bagaimana menghormati orang tua, ringan tangan saat dibutuhkan bantuanya oleh orang tua, rajin mendoakan orang tua setelah shalat, bertutur kata dengan sopan, akan membuat orang tua ridha. Ridha orang tua merupakan salah satu sebab kesuksesan dan keberkahan hidup dari setiap peserta didik.
Salah satu usaha sekolah untuk mulai menanamkan nilai nilai karakter yang baik : siswa mengirimkan foto saat membantu orang tua di rumah.
Di sisi lain, peningkatan kualitas sikap terhadap guru, contohnya, memberi salam setiap kali bertemu, memahami bagaimana adab saat terlambat atau ke toilet, adab saat guru membutuhkan bantuan, paham bagaimana cara mengirim pesan lewat media sosial dengan sopan (dan lain sebagainya) akan mendidik peserta didik menjadi insan yang baik saat di luar rumah. Harapanya, peserta didik paham bagaimana berperilaku dengan baik terhadap orang lain saat di luar rumah, kepada siapa saja, dimana saja.
Poin ketiga, peserta didik dapat meningkatkan kualitas karakternya terhadap diri sendiri. Contohnya, peserta didik memahami bagaimana mengatur waktu supaya dapat menyelesaikan tugas dan kewajibanya dengan baik. Lalu, peserta didik juga mempunyai hati yang peka terhadap sekelilingnya, yang dapat dilihat, salah satunya adalah memiliki sifat ringan tangan.